Jebakan Love Scammer Berkeliaran Di Dunia Maya
Kemajuan pesat dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membuat kehidupan kita semakin mudah. Termasuk dalam urusan mencari teman hidup. Saat ini bertebaran aplikasi chat maupun situs-situs dating daring, yang siap membantu siapa pun yang sedang mencari pasangan hidupnya.
Belum lagi berbagai platform media sosial (medsos) yang juga dapat membantu kita dalam mencari, menemukan, dan mendapatkan calon pasangan.
Jujur saja, lewat dunia maya, sekarang ini kita bukan hanya dapat mencari, menemukan, dan mendapatkan calon pasangan sebangsa dan setanah air, melainkan juga calon pasangan dari beragam nasionalitas, dari berbagai belahan pelosok Bumi. Semuanya serba memungkinkan.
Namun begitu, kewaspadaan harus selalu dijaga. Tidak boleh lengah maupun terlena. Bagaimanapun, ada saja orang-orang yang hanya memanfatkan kemajuan teknologi untuk tujuan menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain.
Jangan sampai alih-alih berhasil menemukan dan mendapatkan calon pasangan, kita justru malah menjadi mangsa empuk para kriminal.
Di jagat perjodohan online saat ini, ada yang diistilahkan sebagai fenomena love scam atau romance scam, yaitu tindakan penipuan berkedok asmara. Dalam hal ini, pelaku penipuan menggunakan sejumlah trik untuk membangun kepercayaan penuh korban kepada si pelaku. Pelaku kemudian memanfaatkan kepercayaan itu untuk memperdaya korban.
Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), sepanjang tahun 2020 hingga 2021, penipuan dalam bentuk love scam cukup marak dan kerugiannya mencapai miliaran rupiah. Korban love scam sebagian besar adalah perempuan, yang umumnya berusia separuh baya dan berstatus lajang.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan PPATK, kejahatan love scam umumnya berawal dari perkenalan pelaku dan korban di layanan kencan online atau jejaring sosial. Dalam waktu singkat perkenalan tersebut berlanjut dengan hubungan asmara antara pelaku dan korban.
Seterusnya, dengan sejumlah bujuk rayu, korban akan diperdaya dan bersedia memenuhi apapun yang diminta oleh pelaku.
Menurut PPATK, secara garis besar, modus penipuan yang dilakukan para pelaku love scam dapat digolongkan menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, pelaku seolah-olah sedang mengembangkan usahanya dan membutuhkan tambahan modal. Pelaku lantas membujuk korban untuk memberikan pinjaman dana untuk modal dan berjanji akan mengembalikan dana tersebut berikut keuntungannya. Pada umumnya, permintaan dana itu bakal terus berulang hingga korban menyadari dirinya telah tertipu karena pelaku akhirnya dengan berbagai alasan tidak mengembalikan pinjaman yang telah diberikan. Bahkan, pelaku akhirnya pula tidak dapat dihubungi.
Kelompok kedua, pelaku merayu korban untuk mengirimkan foto yang berisi bagian-bagian tertentu dari tubuh korban. Setelah foto terkirim, pelaku tiba-tiba meminta korban mengirimkan sejumlah uang. Jika korban keberatan untuk mengirimkan uang, pelaku balik mengancam korban dengan cara hendak menyebarkan foto-foto yang diterimanya ke jejaring media sosial.
Love scam dapat menimpa siapa saja. Agar tidak menjadi korban love scam, ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan.
Pertama, jangan pernah membagikan data pribadi, seperti nama lengkap, tanggal lahir, maupun alamat rumah, baik di situs dating maupun di jejaring media sosial.
Kedua, gunakan situs dating yang terpercaya yang memungkinkan Anda tetap bisa merahasiakan detil pribadi diri Anda hingga siap membagikannya kepada orang yang benar-benar telah Anda percayai.
Ketiga, jangan pernah bersedia dikirimi dan mengirim uang dari dan kepada siapa pun yang hanya Anda temui secara online. Kalaupun permintaan itu datang dari orang yang Anda kenal, tetap Anda perlu memastikannya secara offline.
Keempat, jangan mudah menggunakan webcam atau melakukan video call. Tayangan webcam atau juga video call dapat direkam oleh pihak lain. Rekaman itu bisa saja digunakan untuk maksud-maksud yang malah merugikan diri Anda.
Kelima, selalu gunakan basic instinct. Jika kita merasa ada sesuatu yang tampaknya tidak beres, ikuti basic instinct, dan berwaspadalah. Kewaspadan adalah hal terbaik yang perlu selalu kita lakukan, termasuk saat beraktivitas online.
Dari pengalaman kami sebagai jasa detektif swasta di indonesia ada banyak sekali klien yang mengalami penipua oleh scammer macam ini, rata-rata korbannya adalah laki-laki yang terkena jebakan Video Call dengan materi dewasa yang direkam oleh scammer, akhirnya para scammer mengancam targetnya akan menyebarkan video tersebut jika tidak memberikan sejumlah uang.